Mainan baru selalu bikin saya semangat, apalagi untuk dibawa jalan-jalan. Beberapa waktu lalu saya ke Singapore dengan membawa gadget saya yang paling anyar, yaitu... HP Stream 8 Tablet!



Awalnya naksir pas browsing Facebook dan liat tablet terbaru dari HP ini. Menurut saya, wah tablet bagus nih.. spesifikasi dan desainnya oke. Ukurannya pun pas untuk saya bawa kemana-mana untuk nulis atau update di media sosial, yaitu



Saya makin kebelinger waktu mau beli tablet ini, karena setiap pembelian Stream 8 dapet buanyak fitur gratis dari HP. Free One Drive cloud sebesar 1 T, data 4G, exclusive bluetooth keyboard.. siapa yang gak hepi?? Udah murah, printilan gratisnya dapet banyak pula. Gimana gak sebut HP Stream 8 ini tablet terbaik ya :')



Pas akhirnya saya bawa ke Singapore dan saya ulik-ulik di sana, saya makin jatuh cinta. Sesuai campaign #BendTheRules dari HP sendiri, Stream 8 Tablet ini bener-bener membengkokkan persepsi saya tentang tablet murah. Murah bukan berarti gak bagus, malah setara dengan smartphone canggih yang ada di luar sana.



Jadi sebenernya tujuan utama saya melancong ke Singapore adalah nonton konser #thatbasstour by the one and only Meghan Trainor. She's truly amazing! Selama 1,5 jam sukses menghibur penonton yang kebanyakan cewek-cewek dengan girl power yang luar biasa. Great vibe, great performance, great experience.





Saya update lah keseruan pengalaman nonton konser Meghan Trainor lewat HP Stream 8 Tablet ini. Bisa dibilang, produktivitas saya selama di Singapore terbantu banget sama tablet canggih dengan sistem operasi Windows 8.1 ini. Ngetwit, buka Facebook sampai update blog nyaman dan cepet banget! Bawanya pun pede karena modelnya yang stylish dan casing belakang bisa diganti dengan warna sesuai karakter. Cucok deh.





Apalagi buat para ceciwi nih, bisa puas ngaca dan narsis karena kamera built in ada di depan dan belakang tablet. Ada fitur basic editing sampai pakai filter segala! Lumayan lah ya untuk langsung apdet di Facebook :))




Kerjaan yang sempat tertunda pun bisa saya selesaikan berkat dukungan aplikasi Microsoft Office 365. Oh ya, ngetik untuk dokumen-dokumen panjang juga semakin nyaman karena kehadiran exclusive bluetooth keyboard yang sepaket sama HP Stream 8.

Waktu mau pulang dari Singapore, pesawat saya sempat mengalami delay. Tapi gak ada rasa bosan sama sekali karena bisa asik main games di Stream 8. Didukung processor quad core dari Intel yang tangguh, tablet ini bisa dipakai untuk main games yang butuh spesifikasi besar kayak Age of Sparta yang saya mainin.



Mulus mainnya gak pake ngehang. Sayang gak ada foto saya lagi ngautis di Changi karena keasikan main :))



Nah kamu pun bisa punya tablet kece yang sama seperti punya saya ini di hpshopping.id. Bisa dapet tambahan diskon 5% untuk semua produk kalau kamu masukkin kode voucher ini:
201504FAN02

Jangan lupa share ya kalau udah ngerasain serunya pake HP Stream 8 tablet~



A HPpy user, I am!
Visi utama di Ubud beberapa waktu lalu itu menyepi, nyamperin temen, plus wisata kuliner selain Warung Nuri's dan Ibu Oka. Motifnya ya rasa jenuh, ingin pengalaman yang berbeda. Pada akhirnya, Ubud berhasil memberi kejutan pada saya dengan caranya. Salah satu favorit saya yaitu momen sarapan, dimana saya mendapatkan pengalaman lebih dari sekedar breakfast buffet di hotel.



Setelah menikmati matahari terbit di sekitar paviliun teman saya tinggal (I swear, it was a cool, majestic and peaceful morning), perut saya meronta untuk diisi. Kebetulan tidak ada sarapan di paviliun apik teman saya ini dan dia memang biasa jajan pagi-pagi. Saya menuruti rutinitasnya ini selama beberapa hari, naik motor ke tempat biasa dia sarapan sebelum ke kantor. I end up loving it!


Pagi hari di Ubud terlihat lengang, sungguh jauh berbeda dari pagi hari saya di ibukota. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di Jalan Pengosekan dimana anomali terjadi, ada keramaian! Di depan sebuah mini mart, terdapat kerumunan orang dan jajaran motor parkir untuk menyerbu sarapan murah nan meriah ini. Ya, nasi bungkus alias nasi jinggo ini adalah primadona setiap pagi.



Nasi Jinggo ini serupa nasi kucing yang ada di angkringan Yogyakarta, tapi nasinya sedikit lebih banyak, dengan dua jumput lauk. Seperti misalnya yang saya beli nasi ayam betutu, di dalamnya terdapat nasi putih, beberapa suwir ayam betutu dan mie goreng. Sate lilit yang ada di foto adalah salah satu opsi pelengkap yang disediakan si ibu. Ada beberapa kursi dan meja tersedia di situ, tapi jangan berharap dapet tempat ya di jam-jam 8-9 pagi. Nasinya pun biasa udah habis sebelum jam 11!


Saya pribadi gak cukup makan satu bungkus. Hahaha. Tapi kalau sebungkus ditambah pelengkap-pelengkap lain yang macem-macem dan menggugah selera kayak sate lilit ayam, pepes, babi/ayam pesmol, kerupuk dll mungkin akan pas kenyangnya.


2 x nasi bungkus @ 5000 = 10,000
Sate lilit = 2,000
Babi pesmol = 1,000
Total 13,000 saja untuk sarapan pinggir jalan nikmat ala orang lokal Ubud.

Siapa bilang menikmati Ubud harus selalu mahal? :)


OTW Eat, Happy Eat!
I am a foodie. I am a BIG fan of food, terutama santapan lokal Indonesia. Kuliner Bali selalu sukses menggugah selera saya, karena keunikan bumbunya yang sulit ditemui di Jakarta ataupun Jawa. Setiap saya ke Bali, saya selalu menyempatkan diri untuk makan di warung lokal untuk makan makanan khasnya. Salah satu favorit saya, gak lain dan gak bukan, babi guling!


Rutin ke Bali membuat saya memiliki spot-spot favorit untuk menyantap babi guling. Sayangnya, saya belum menemukan tempat favorit saya untuk ini di Ubud. Sampai akhirnya saya dibawa ke warung Babi Guling Bu Desak Raka by my dear friend, Saraswati, who's currently living here.


It is Bu Desak Raka herself, menyiapkan nasi campur di warung yang sudah ia dirikan selama belasan tahun. Saat kami kesana, hanya ada Bu Desak dan seorang asistennya untuk melayani pelanggan. Jangan takut antri panjang, di sini sepi jarang ada yang tahu selain orang lokal Ubud.


It's a modest warung babi guling, tempat bersih, pelayanan oke, view hamparan sawah, angin sepoi-sepoi plus harganya terjangkau --jauh di bawah warung yang udah sangat terkenal di Ubud. Honestly speaking, I love this one more karena rasanya masih orisinil gak kayak yang satu lagi itu karena udah terlalu ramai dan rasanya udah ikut selera bule.




Seporsi dapat daging, sosis babi, kulit dalam dan kulit luar, lawar, nasi, kuah dan sambal. Pas kenyangnya, kenyang banget malah. Duh nulis ini aja udah bikin ngiler lagi :)) Oh ya, sambal rawit Warung Bu Desak ini luar biasa banget pedesnya, cocok buat pecinta kuliner pedes kayak saya. Tapi yang gak suka/kuat pedas tenang aja, babi guling ini tetep nampol tanpa sambal.


Bagian ini…. juara sejuara-juaranya. Persahabatan bisa rusak, pacaran bisa retak cuma karena sepotong surga ini. Hahaha.
Absolutely recommended!

______
Lokasi:
Jalan Raya Tebongkang, Singakerta, Ubud
Harga:
35ribu/porsi
2-5rb/minuman
Jam buka:
09:00 - 17.00 WITA


OTW Eat, Happy Eat.


Sebagai orang Jakarta yang lahir sampai besar di Jakarta, saya merasa semakin enggak fit tinggal di ibukota ini. Dengan segala fasilitas dan keterbatasan yang ada di Jakarta, saya merasa dituntut untuk lebih banyak duduk daripada jalan kaki.

Entah merasa atau enggak, tapi semakin ke sini berapa kali jalan kaki di Jakarta dalam sehari itu bisa dihitung dengan jari. Jalan kaki yang saya maksud di sini adalah jalan kaki yang signifikan, seratus langkah ke atas atau lebih dari 500 meter. Jalan kaki ini seperti di pagi hari jalan dari rumah ke halte angkutan umum/pangkalan ojek, jalan dari halte/tempat parkir/lobi kantor ke ruangan, jalan ke dan dari tempat makan siang, pulang kantor ke tempat parkir/halte terdekat, dan jalan ke rumah setelah ngangkot.

Yang merasa rutinitas hariannya seperti di atas, coba dihitung berapa kali jalan kaki dalam sehari? Bagi yang pakai kendaraan pribadi atau mageran atau rumah dekat kantor, coba jumlah itu dikurangi tiga sampai lima kali. Berapa kali jalan kaki kah sekarang?


Kenyataan (pahit) ini membuat saya selalu ingin menjawab kerinduan jalan ini ketika lagi di luar Jakarta.

Kesempatan itu saya gunakan ketika berada di Ubud beberapa waktu yang lalu. Siapa yang tidak tahu Ubud, salah satu tujuan utama turis karena kekayaan alam, kuliner unik dan ketenangan yang akan sulit ditemui di pesisir selatan Bali. Tidak heran banyak turis kesini hanya untuk menyepi sendiri, termasuk saya.


Saya harus berterima kasih pada Ubud, khususnya Campuhan Ridge, yang telah berhasil membahagiakan jiwa dan raga saya pagi itu.

Untuk menuju ke sini gampang banget. Dari Jalan Raya Pasar Ubud, jalan ke utara sekitar 1 KM dan akan nemuin signage IBAH Villas di sebelah kanan jalan. Ikuti penunjuknya yang to the hill, yaitu jalan yang menurun di sebelah kirinya.



Setelah menuruni jalan akan ada signage ini, ikuti aja. Dari situ dijamin gak nyasar, karena penunjuk jalan ada di setiap 100-200 meter. Jalurnya sendiri kurang lebih 2 KM, dimana sebenarnya jalur ini adalah jalur alternatif menuju sebuah campuhan atau kampung dalam bahasa bali.


Di awal jalur ini, kita akan melewati pura dan sungai. Setelah itu jalan akan sedikit menanjak, tetapi pemandangan setelah itu worth the hike. 



Pepohonan tropis, resor-resor eksotis di kaki bukit dan suara gemericik aliran sungai seakan menyihir kaki yang lumayan kaget dikasih tanjakan di awal perjalanan. It's simply wonderful and peaceful.




Karena saya kemarin jalan sendiri, Campuhan ini menjadi jalur kontemplasi saya. Jalur dimana saya bicara dengan diri sendiri, tentang segala hal yang sampai saat itu membuat saya senang, sedih, keberhasilan saya, kegagalan saya, sampai segala rencana ke depan. Ibarat Siddharta Gautama punya jalur Gyaana, saya punya Campuhan Ridge. Hahaha agak timpang ya metafornya. Yet it still feels good, karena sulit dapat momen  jalan dengan tenang seperti ini di ibukota.

Campuhan Ridge good place to have a good time with yourself, as well as with your friends. Kalau ke sini sama temen-temen I bet it will be fun, too! Rencanain aja lari pagi bareng di sini atau rental sepeda atau ya jalan kaki sama-sama, pasti seru.


Setelah sekitar setengah jam jalan, selain menemui sawah yang membentang di sana sini, kita akan menemui resor, hotel, galeri seni dan toko souvenir. Ternyata banyak juga wisatawan melewati jalur ini. Saat kemarin saya di sini, banyak warga lokal pun melewati jalur ini untuk olahraga bersama. Asik juga.


Sekitar sejam jalan santai, akan ada Karsa Cafe dengan view yang apik untuk istirahat atau minum jus untuk refresh. Saya gak pesen apa-apa di sini, karena harus segera balik ke pusat kota. Cuma ngobrol sebentar sama mbak kasirnya tentang kawasan ini, numpang ke toilet sama numpang foto. Hehe. Tapi lihat-lihat di review orang, tempat ini recommended ntuk bersantai atau makan siang sehabis trekking.



Gimana gak asik ya liatnya ijo-ijo gini?



Tips trekking di Campuhan:
- Lebih pagi lebih baik, ketika matahari masih bersahabat. Sore hari juga bisa, asal kembali sebelum malam karena tidak ada penerangan di jalur ini.
- Pakai sepatu atau sendal yang nyaman untuk jalan menanjak.
- Bawa topi/sunglasses, karena sinar matahari lumayan menusuk karena jarang ada tempat teduhan (sekalian buat properti foto ;)
- Bawa baju ganti, khususnya yang abis trekking mau langsung jalan atau makan cantik di sekitaran Ubud. You'll get a bit sweaty at Campuhan Ridge.


OTW Walk, Happy Walk.
Scuba Diving adalah salah satu kegiatan yang sangat memuaskan jiwa raga saya dan rasanya setiap orang yang melakukannya. Rasanya kalau sudah berada di dalam laut terbayar semua perjuangan dari booking trip yang menguras tabungan, pakai wetsuit yang menguras keringat, perjalanan ke spot yang bisa berjam-jam menguras kesabaran.. belum lagi kalau mendadak hujan dan gelombang pasang yang menguras mental. Tapi, kalau udah nyempung itu nyessssss.. serasa dinginnya air laut gak cuma ngademin badan tapi juga hati yang panas.


Saya pun percaya, selain ingin menikmati pemandangan bawah laut yang luar biasa indah, kita pun ingin mengabadikan pengalaman berada di dunia yang berbeda 90 derajat dari dunia kita sehari-hari. Ya, mengabadikan sensasi scuba diving itu sendiri, bernafas di dalam laut seolah serupa dengan ikan! Beruntung untuk yang sudah punya alat untuk bisa foto underwater. Yang belum punya, beli satu kamera/case underwater gak ada salahnya lho. Ada banyak variasi dari pemula sampai pro, dari yang harga terjangkau sampai yang ngebayangin harganya aja males. So, gak ada salahnya sebagai divers kita investasi di kamera underwater ini sesuai kemampuan dan kebutuhan. Next time saya akan post rekomendasi tentang perangkat ini juga ya.

Terinspirasi dari sensasi scuba diving yang saya sebut tadi dan budaya selfie yang gak lepas dari kehidupan masa kini, saya merangkum lima rekomendasi gaya untuk underwater selfie. Kebetulan foto-foto dari dive trip saya beberapa lalu ke Pulau Weh Aceh ini merepresentasikan beberapa gaya wajib saat nyelem:

1. Surface -selfie


Oke ini belum bisa dibilang underwater, secara yang masuk air baru sebagian badan (hehehe) tapi tetep selfie sebelum/sesudah masuk ke dalam laut ini harus didokumentasikan. Gaya terserah, karena basically di atas sini masih aman untuk melakukan gaya sesuka hati, kecuali kalau ombak besar dan arus kencang ya. Surface selfie macam ini harus secepat dan sepraktis mungkin. Karena kebetulan kamera lagi saya pegang sendiri, jadilah selfie pamer gigi aja. Kalau kameranya pakai lensa wide, selfie rame-rame juga asik.
Tip: lihat situasi kanan kiri, jangan sampai kebawa arus atau malah ditinggalin rombongan karna keasikan selfie.

2. Happy Diver -selfie


OK atau Alright signal is mandatory for underwater selfie. As for me it means, I am a HAPPY diver! Pose ini adalah favorit saya dan mungkin banyak teman-teman penyelam juga. Ketika menemukan spot bagus untuk diabadikan, gerakan tangan OK ini seperti refleks karena sinyal tangan ini lumayan sering dipakai ketika menyelam. Buoyancy skill untuk mengambang tanpa naik turun di dalam laut ini adalah kunci dari scuba dive itu sendiri dan hampir semua underwater selfie termasuk pose ini. Jadi, kuasai itu dulu yang terpenting.
Tip: kalau kondisi memadai dan buoyancy sudah oke, coba lepas octopus (dive gear untuk mengalirkan udara dari tangki ke mulut kita) supaya senyum lebih kelihatan. Walaupun di percobaan pertama kedua pasti kelihatan masih panik dan senyum seperti lagi ngulum permen atau nahan pup, coba terus! Practice makes perfect.

3. Cruisin' -selfie


Ini gaya yang paling aman, nyaman dan netral karena merepresentasikan what scuba diving looks like. Situasi dimana kita tenang dan menyatu dengan kehidupan yang ada di sekitar. Posenya biasa selayaknya lagi menyelam yang benar pada umumnya, tangan melipat di perut, pandangan ke depan, dan kaki kicking seperti biasa. Selfie macam ini enak, karena fotonya bisa diambil dari bermacam-macam angle. Foto dive buddy saya ini saya ambil dari samping ketika dia lagi asik cruising bersama kumpulan ikan-ikan kecil di Rubiah Sea Garden. Gemes ya.
Tip: pose ini lebih asik kalau diambil dari jarak yang agak jauh, supaya objek di sekitar subjeknya bisa keliatan, entah itu terumbu karang yang super nice, wreck keren atau kawanan ikan-ikan lucu. Foto macem ini akan lebih asik kalau pakai lensa wide angle!

4. I Feel Free! -selfie


Bukan mengadaptasi gaya Syahrini yang guling-gulingan di bukit sesuatu itu terus guling-gulingan di terumbu karang ya. Bukan.
I feel free pose ini adalah dengan membentangkan tangan selebar-lebarnya. Bisa dibilang ini pose andalan banyak divers yang saking excitednya berada di dalam laut bertemu dunia baru yang cantik nan rupawan. Biasanya selfie ini dilakukan pas di hamparan terumbu karang yang cantik, pas di tengah kawanan ikan-ikan, pas ketemu Manta atau hiu, pas ketemu mantan… eh :p
Tips: selain pas nyelem dengan dive gears, pose ini juga seru ketika surface time tapi hasrat narsis masih ingin disalurkan. Suruh temen, yang masih ada di bawah laut untuk surface interval, fotoin kita yang sudah lepas dive gears. Duck dive di perairan dangkal dan voila.. I feel free!

5. Hovering selfie


Ada juga underwater selfie yang menggunakan skill seperti pose hovering ini. Butuh dive log (catatan riwayat penyelaman) yang lumayan untuk mendapatkan buoyancy yang baik untuk lancar melakukan posisi hover seperti ini. Hover adalah keadaan ketika kita berada di satu posisi tidak bergerak tanpa bantuan fins atau tangan kita, layaknya berada di zero gravity seperti di luar angkasa. Bisa dibilang skill ini one of the coolest in scuba dan untuk mencapainya kita butuh latihan! Bisa dilihat, saya pun belum sempurna untuk hover pose ini :p
Tips: latihan buoyancy dan hover di kolam renang dulu dengan dive master/buddy kepercayaan kita. Seru deh!

__________________
Sebenarnya ada banyak pose lain yang bisa dilakukan dalam laut. Creativity is the key! Tapi ingat, mau eksperimen gaya seperti apapun tetap utamakan keamanan dan kesadaran untuk tidak mengganggu keberadaan terumbu/hewan laut di sekitar. MENYENTUH, atau lebih parahnya lagi MENUNGGANGI, itu sama aja mempermalukan diri sendiri sebagai penyelam sejati.

A diver's contentment itu sesungguhnya cukup dengan melihat, menikmati, mengagumi, dan paling banter mengabadikan yang mereka lihat melalui lensa kamera untuk dinikmati di kemudian hari :)


Itu dulu rekomendasi gaya versi saya sebagai oleh-oleh dari dive trip ke Pulau Weh. Teman-teman yang punya pengalaman underwater selfie yang seru dan keren monggo di share ya!


Happy selfie, happy dive!
Perhelatan Jazz terbesar di Indonesia kembali lagi!
The biggest Jazz festival in Indonesia and one of the largest Jazz festivals in the world IS BACK!


Sebagai pribadi yang sangat mengapresiasi musik dan para musisi yang memproduksinya, saya selalu  semangat untuk datang ke acara konser atau festival musik yang ada di tanah air. Dalam hal ini Jazz, yang telah lama berhasil mencuri hati saya akibat dicekokin Papa sejak kecil. Oleh karena itu sejak Jakarta International Java Jazz Festival pertama kali diselenggarakan tahun 2005, saya hampir tidak pernah absen datang untuk merayakan pesta tahunan Jazz ini.

As a person who really appreciate music and the musicians who produce it, I'm very enthusiastic to attend concerts or music festivals in the country. In this case the Jazz, which has long managed to steal my heart due to my Dad's influence since childhood. Therefore, since the Jakarta International Java Jazz Festival was first held in 2005, I've become the regular attendee of this annual feast of Jazz.


Tahun ini, Jakarta International Java Jazz Festival, biasa disingkat JJF, menarik perhatian saya karena mengusung tema Explore Indonesia. Bagaimana tidak, dua hal yang saya cintai berasimilasi di dalam satu event bertaraf internasional ini. Semangat terlihat dari beberapa bulan belakangan, dimana JJF 2015 mengajak travelers dari seluruh nusantara untuk mempromosikan event ini sekaligus mengekspos keindahan dan kekayaan Indonesia dengan #JJFExploreID. Ibarat kata, sekali dayung dua pulau terlampaui. Salut untuk tim Java Festival production dengan ide kolaborasinya yang berkontribusi memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif negeri ini di mata dunia.



This year, the Jakarta International Java Jazz Festival (JJF) caught my attention by its theme: Explore Indonesia. Two things I love most, music and Indonesia, assimilated in the biggest Jazz festival in Southern Hemisphere. For the past few months, JJF 2015 invited travelers from around the country to promote this event as and to expose the beauty and rich cultures of Indonesia with #JJFExploreID through their social media channels. Like the saying, once paddle two islands exceeded. Salute to Java Festival Production team with the collaboration idea that obviously contributing to boost Indonesia's tourism and creative economy to the world.



Seperti tahun-tahun sebelumnya, Line Up JJF 2015 pun bikin semangat 45. Sebut saja Lisa Ono (my favoritte!), Chaka Khan ft. Incognito, Chris Botti,  Jessie J, Boby McFerrin, Christina Perri, Maurice Brown, Ron King Big Band, dan masih banyak lagi artis internasionalnya. Untuk musisi dalam negeri juga gak kalah kece, ada Tulus, Sheila On 7, Glenn Fredly, Kahitna, Petra Sihombing, Tiga Diva, Laya Putri..  wah, saking banyaknya posting ini bakal panjang banget kalau disebutin satu per satu.

As in previous years, the line up of JJF 205 is amazing. Call it Lisa Ono (my favorite!), Chaka Khan ft. Incognito, Chris Botti, Bobby McFerrin, Jessie J, Christina Perri, Maurice Brown, Ron King Big Band, and many more  dashing international artists. Superb local talents will also perform; Tulus, Sheila On 7, Glenn Fredly, Kahitna, Petra Sihombing, Tiga Diva, Laya Putri.. so many names it could make loooong lines only for this section.


Mungkin banyak yang bertanya-tanya ya,
"kok Jessie J sih? Memangnya dia penyanyi Jazz?" "What so jazz about Christina Perri?"
But then again, it's a music festival. It's a people party.

Some may ask,
"Why Jessie J? Is she a jazz singer?" "What so jazz about Christina Perri?"
But then again, it's a music festival. It's a people party.


Orang datang ke JJF with their loved ones to celebrate the festive and music. Genre musik Jazz, Soul, Funk, R&B, Blues, Pop.. sebenarnya semua punya spirit yang sama, bahasanya aja yang beda. Pendapat saya tentang JJF 2015 yang "melebarkan sayap"seperti ini justru bagus, karena orang yang preference-nya gak terlalu Jazz akan tetap happy dan bisa menikmati event ini. To have fun, to meet people and to be happy, that's what Indonesian people are good at, right?

People come to JJF with their loved ones to celebrate the festive and the music. Jazz, Soul, Funk, R & B, Blues, Pop .. actually they have the same spirit but different languages. I see the "expansion" of JJF 2015 actually brings more good than the bad. It makes those whose main preferences are not Jazz will remain happy and able to enjoy this event. To have fun, to meet people and to be happy, that's what Indonesian people are good at, right?


Bertempat di JIExpo Kemayoran, JJF 2015 akan berlangsung Jumat sampai Minggu 6, 7, dan 8 Maret 2015 mendatang. Tinggal hitungan hari bahkan jam sampai hari H, tetapi tiket masih bisa didapatkan di official website, rajakarcis.com, atau on the spot. Boleh juga coba peruntungan dengan ikutan kuis di sosial media yang berhadiah tiket seperti di sini dan sini.

Located in JIExpo Kemayoran, JJF 2015 will be held on Friday through Sunday 6, 7, and March 8 2015. Tickets can still be bought on its official website, rajakarcis.com, or on the spot ticket booths. You may also try your luck by joining quizzes on the social media bandwagon with prizes such as tickets here and here.


Kebetulan tahun ini saya akan berpindah dari menonton menjadi yang ditonton (bukan jadi yang jejingkrakan nyanyi ya, bisa ditimpukkin batu akik satu ton kalau sampai iya HAHA) sebagai Master of Ceremony alias MC. Gak nyangka bisa dapat kesempatan yang kayak mimpi ini, karena dulu jaman sekolah punya obsesi random bisa berdiri di atas panggung JJF saking rajinnya tiap tahun datang. Haha silly I know, but I really believe in one thing setelah beberapa tahun belakangan banyak terjadi hal luar biasa di hidup saya:

This year, I will be on stage (not to sing, obviously, I don't want to be thrown rocks by you HAHA) as a Master of Ceremonies aka MC. I can't believe I can get this opportunity by now. To tell you the truth, years ago when I was young I had that random obsession of standing on JJF stage. Haha silly I know, but seriously, I strongly believe in one thing after the past few years extraordinary things happen in my life:


Dare to DREAM BIG and DO something for it
'cause everything is POSSIBLE

Semoga kamu bisa jadi saksi terwujudnya mimpi saya di JJF 2015 ini ya.
See you at JIExpo Kemayoran!
Diberdayakan oleh Blogger.